| |

23 July 2009

Sekilas Tentang Para Pekerja

"Bangsaku Di Tanah Melayu"
" Kami mengembara sekedar tuk mencari penghidupan,
Nantinya jua kita akan bersama"

Aku merasa tidak sendiri berada di Tanah Melayu ini. Bagaimana tidak, sejauh matamemandang adasaja saudara sebangsa dan setanah air yang dapat kutemukan. Jika tidak di rapid KL (transportasi bus dalam kota Kuala Lumpur), ataupun dipinggiran Restoran Mamak (Restoran India Muslim). Saya bangga dengan mereka yang berjuang demi keluarga, mengais ringgit demi ringgit untuk dikirimkan ke Indonesia. bukan Hanya bagi mereka yang bekerja di sektor informal, namun bagi mereka yang para pemegang golden card (kartu keimigresian bagi ekspatriat). Satu per satu warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di tanah Melayu ini patut berbangga dan sudah semestinya bahagia, karena WNI tidak pernah sendiri, dan sesama WNI pasti akan perduli. Dari Pecel Sampai Peter Pan, Menjadi orang Indonesia haruslah bangga jika tinggal di tanah melayu. mengapa tidak? apabila kita mulai memasuki transportasi- transportasi publik, musik yang sering terdengar bukanlah, musik- musik melayu. Jejeran lagu- lagu pop indonesia menjadi pilihan supir- supir bus di Malaysia. Bukan itu saja, radio- radio utama Malaysia sibuk memutarkan lagu2x Indonesia terbaru. Bahkan mereka berlomba- lomba membuat acara khusus untuk lagu - lagu Indonesia. Semuanya serba " Indonesia wannabe". Anggapan ini pun bukan semata - mata anggapan saya sebagai Indonesia yang mungkin akan lebih muda merasa tinggi hati jika produk - produk anak bangsa digemari di negeri Melayu ini. Satu per satu dari warga Melayu menyayangkan keadan " Indonesiamania" Ini. Pendek kata, asal Indonesia semua jadi gaya. Tidak jarang saudara - saudara Melayu berkeluh kesah akan keadan ini. Di media - media terkemuka di negara ini, mereka meluapkan rasa prihatinnya. Dari mulai guru bahasa yang khawatir punahnya bahasa Melayu, Sampai Gabungan pencipta musik melayu yang menuntut keadilan agar lagu - lagu melayu memiliki posisi yang sama di radio - radio di malaysia. Namun apa mau dikata, produk musik indonesia memang lebih maju 100 tahun dibandingkan dengan infrastruktur di indonesia. Memang perkembangan seni dan pembangunan infrastruktur sama sekali tidak ada kaitannya, maka jangan heran jika produk musik mampu mengikuti perkembangan jaman, sedangkan infrastruktur di indonesia semakin lama semakin ditelan jaman. Bukan hanya Peter Pan, Dewa, Krishdayanti yang semakin tahun semakin popular di Malaysia. Ku liner Indonesia juga tidak kalah digemari di negeri Melayu ini. Saudara sebangsa dan setanah air Indonesia memegang nyali dan ulet dalam hal melihat peluang bisnis. buktinya saja, Restoran Sari Ratu kini telah memiliki lima cabang di Malaysia. Namun Sari Ratu tidak sendiri di belantaran daerah Kampung Pandan. bukan hanya, The Famaous Pecel Lele Juga Ikut berenangmencaru untung d negri ini. waraung Pecel lele yang berada di Kampung Baru sering menajadi andalan untuk mengobati rasa rindu akan kampung halaman nan jauh disana, dan tentu saja juga mengobati rasa lapar. Lagi - lagi pecel lele tidak sendiri, bermacam- macam wisata gastronomy Indonesia dapat ditemui di Malaysia. Kalau ingin melepaskan rasa rindu akan masakan Indonesia dengan suasana mall kini di Malaysia juga tidak sedikit pilihannya. Kalau dulu hanya ada Sari Ratu Di Mid Valley atau Restoran Sunda di KLCC, kini telah ada ayam penyet ria di The Curve Damansara. Ayam penyet ria memiliki andalan menu- menu penyet lainnya yang saya sedang bertandang ke sana, tidak sedikit orang malaysia yang menikmati menu - menu penyet di sana. Peluang memasarkan masakan Indonesia sangat besar di Malaysia. Belum pernah ada cerita rugi atau tidak laku juka manjual masakan Indonesia. Selain WNI sendiri sudah banyak, warga asli Malaysia pun gemar mengkonsumsi makanan Indonesia. Namun sekali lagi, pecel lele tidak berenang sendirian. Peter Pan dan kawan - kawan juga mendapat banyak untung daripeminat musik Indonesia di Malaysia. Mereka Tidak Bisa Menyakiti Jika mengingat bagaimana aku pernah dihina karena aku seorang Indonesia, atau merasa begitu terhina karena saudara - saudaraku selalu disakiti. Namun hati ini telah bertekad bulat. Mereka tidak akan bisa menyakiti lagi. Tidak ada yang mampu menyakiti hati ini kecuali diro sendiri. Apapaun yang mereka katakan, apapun yang mereka lakukan, mereka taka akan mampu menyakiti. Apabila membuat jatuh dan tidak terbangun lagi. Wahai saudara sebangsaku, meskipun engkau pernah dihina ataupun masih merasa terhina, janganlah putus asa. Saya yakin saudara - saudara akan terus datang ke tanah Melayu ini dan berjuang demi penghidupan. Saya rasa, itu semua hak manusia untuk mengembara dan berjuang di bumi ini untuk mendapat penghidupan. Jika satu saat diantara saudara setanah airku merasa sakit, penderitaan itu akan dibagi pada semua rakyat Indonesia. Bukan saja dua juta rakyat Indonesia di Malaysia. Namun pada j\hampir 3200 juta jumlah rakyat Indonesia. Maka rasa sakit sebesar apapun tidak mampu menyakiti satu per satu dari saudaraku. Mereka tidak mampu dan tidak akan pernah bisa. Kembali Kepangkuan Negeri Jika telah sampai pada masanaya, masing - masing akan kembali untuk membangun negeri Indonesia tercinta. Saat ini, saya mengerti, satu per satu rakyat Indonesia berjuang memenuhi impian yang belum dapat dise mai di bumi Ibu pertiwi. Bila impian sudah terpenuhi, jangan lupa untuk kembali kepangkuan negeri. Marilah kita membangun bangsa dan negara Indonesia agar masing - masing dari kita dapat merasa bangga tidak hanya karena sekedar Peter Pan ataupun sepiring pecel. Suatu saat kita pasti akan berbangga karena nilai tukar rupiah kita mampu meruntuhkan dolar ataupun Euro. Nantikan kalau mimpi akan terpenuhi. Mari kita kembali dan membangun negeri. mari berjuang usung mimpi Ibu Pertiwi.

0 comments: